REPUBLIKA.CO.ID, Laki-laki itu berhenti sejenak dan memandangi
brosur yang tertata rapi di meja dan rak. Matanya tampak menelusuri
huruf demi huruf di atas brosur itu sebelum akhirnya dia memutuskan
untuk mengambil sebuah brosur yang berisi panduan untuk mereka yang
ingin mendaftar menjadi haji reguler.
Pria dengan baju koko putih dan rambut yang seluruhnya berwarna senada dengan bajunya itu tampak mengerutkan kening yang membuat semua wajahnya pun turut mengerut sempurna. Menandakan usianya yang senja.
Ketika akhirnya seorang petugas pameran mendekat, berceritalah si pria tua ini. Dia sudah mendaftar untuk menunaikan ibadah haji sejak 2011 lalu. Namun, dia baru dijanjikan akan menginjakkan kaki di Tanah Suci sekitar delapan tahun ke depan. Pensiunan guru berusia sekitar 70 tahun itu menampakkan raut muka cemasnya dan berujar lirih, ‘’Bagaimana kalau saya keburu mati, Bu?’’
Curahan hati yang sama juga terdengar dari pria lanjut usia berusia 84 tahun. Berlama-lama berdiri di depan booth pameran haji yang berlangsung bersamaan dengan ajang Seleksi Tilawatil Quran (STQ) di Bangka Belitung beberapa waktu lalu, dia bertutur tentang rindunya memandang Kabah secara langsung.
Demi mewujudkan mimpi itu, dia menabung rupiah yang didapatnya sejak usia muda. ‘’Saya menabung selama 25 tahun untuk naik haji,’’ ujarnya. Ketika akhirnya tabungannya cukup untuk membawanya bersimpuh di Baitullah, dia justru tidak punya keberanian mendaftarkan diri. ‘’Umur saya sudah segini, belum lagi saya harus menunggu mungkin sampai belasan tahun untuk berangkat. Apa saya masih bisa berhaji?’’
Pemotongan kuota haji akibat adanya pembangunan besar-besaran di kompleks Masjidil Haram tak ayal menyebabkan masa tunggu para calon haji menjadi amat panjang. Mereka yang telah mendaftar pun harus rela menunggu lebih lama lagi untuk bisa menjejakkan kaki di Tanah Suci.
Harapan itu sebenarnya terus ada. Hanya, semua mesti tertunda sejenak. Para orangtua itu baru bisa sedikit tersenyum ketika dikatakan bahwa sebenarnya mereka telah berhaji ketika telah mendaftarkan diri. Meski pada akhirnya lantaran takdir ternyata mereka tidak berhasil menjejakkan kakinya di sana.
Sumber
Untuk Informasi dan Pendaftaran silahkan kunjungi kantor kami : “SHAFA Tours” Kalimantan Timur, Jl. Letjend S. Parman No. 15A RT.35 (Gunung Guntur/Depan SD Negeri 025/Dekat Kantor Kelurahan Gunungsari Ulu/Masjid Al Muhajirin) Balikpapan. Telp/Fax (0542) 8018396, 7098453, 7190333 atau Hotline : 081 227 999 773, 0812 5409 4914, 0878 1221 5785, 0813 4646 3439, Pin BB 28549ECE, WhatsApp : 0856 500 5077, YM : shafa.kaltim. Website : www.shafatours.com atau kunjungi perwakilan kami didaerah.
Pria dengan baju koko putih dan rambut yang seluruhnya berwarna senada dengan bajunya itu tampak mengerutkan kening yang membuat semua wajahnya pun turut mengerut sempurna. Menandakan usianya yang senja.
Ketika akhirnya seorang petugas pameran mendekat, berceritalah si pria tua ini. Dia sudah mendaftar untuk menunaikan ibadah haji sejak 2011 lalu. Namun, dia baru dijanjikan akan menginjakkan kaki di Tanah Suci sekitar delapan tahun ke depan. Pensiunan guru berusia sekitar 70 tahun itu menampakkan raut muka cemasnya dan berujar lirih, ‘’Bagaimana kalau saya keburu mati, Bu?’’
Curahan hati yang sama juga terdengar dari pria lanjut usia berusia 84 tahun. Berlama-lama berdiri di depan booth pameran haji yang berlangsung bersamaan dengan ajang Seleksi Tilawatil Quran (STQ) di Bangka Belitung beberapa waktu lalu, dia bertutur tentang rindunya memandang Kabah secara langsung.
Demi mewujudkan mimpi itu, dia menabung rupiah yang didapatnya sejak usia muda. ‘’Saya menabung selama 25 tahun untuk naik haji,’’ ujarnya. Ketika akhirnya tabungannya cukup untuk membawanya bersimpuh di Baitullah, dia justru tidak punya keberanian mendaftarkan diri. ‘’Umur saya sudah segini, belum lagi saya harus menunggu mungkin sampai belasan tahun untuk berangkat. Apa saya masih bisa berhaji?’’
Pemotongan kuota haji akibat adanya pembangunan besar-besaran di kompleks Masjidil Haram tak ayal menyebabkan masa tunggu para calon haji menjadi amat panjang. Mereka yang telah mendaftar pun harus rela menunggu lebih lama lagi untuk bisa menjejakkan kaki di Tanah Suci.
Harapan itu sebenarnya terus ada. Hanya, semua mesti tertunda sejenak. Para orangtua itu baru bisa sedikit tersenyum ketika dikatakan bahwa sebenarnya mereka telah berhaji ketika telah mendaftarkan diri. Meski pada akhirnya lantaran takdir ternyata mereka tidak berhasil menjejakkan kakinya di sana.
Sumber
Bila Allah SWT telah memanggil Anda, membuka hati Anda, maka
bersegeralah ke Tanah Suci, Insya Allah Perjalanan Ibadah Anda Bersama “SHAFA Tours”
Lebih Menentramkan Hati.
Untuk Informasi dan Pendaftaran silahkan kunjungi kantor kami : “SHAFA Tours” Kalimantan Timur, Jl. Letjend S. Parman No. 15A RT.35 (Gunung Guntur/Depan SD Negeri 025/Dekat Kantor Kelurahan Gunungsari Ulu/Masjid Al Muhajirin) Balikpapan. Telp/Fax (0542) 8018396, 7098453, 7190333 atau Hotline : 081 227 999 773, 0812 5409 4914, 0878 1221 5785, 0813 4646 3439, Pin BB 28549ECE, WhatsApp : 0856 500 5077, YM : shafa.kaltim. Website : www.shafatours.com atau kunjungi perwakilan kami didaerah.