Persiapan dan Tata Cara Ibadah Umroh
Sebelum Anda ber-umroh ada beberapa amalan penting yang tidak boleh dilupakan. Dan amalan ini merupakan penyempurna ibadah Umroh itu sendiri, karena memperoleh Mabrur atau Maqbul dalam Umroh itu terkait dengan amalan sebelum berangkat. Karena tidak mungkin bahwa Mabrur, soleh ataupun takwa itu sendiri diperoleh hanya dalam waktu 1 atau 2 minggu saja tanpa persiapan lahir dan batin di tanah air.
1. Persiapan Di Tanah Air
Persiapan Dhohir
- Bertobat dari segala dosa dan maksiat, baik dosa kepada Allah SWT, yaitu pelanggaran dari segala larangan-Nya dan keengganan melaksanakan perintah-Nya, maupun dosa kepada sesama manusia.
- Meminta izin orang tua atau yang dituakan.
- Membayar segala utang, mengembalikan harta yang diperoleh dengan cara zhalim (korupsi) dan aniaya (merampas hak orang lain).
- Dana yang digunakan benar-benar halal dan bersih.
- Menyiapkan nafkah yang cukup bagi keluarga yang ditinggalkan.
- Banyak bersedekah kepada dhuafa, fakir dan miskin.
- Carilah kawan seperjalanan yang saleh, yang baik, senang menolong, sering mengingatkan jika lupa, suka menegur jika ada kesalahan, memotivasi kepada keteguhan dan kesabaran.
- Sebelum berangkat, berpamitan kepada teman, tetangga dan saudara lainnya yang berdekatan. Meminta restu mereka, dan mendoakan kebaikan untuk mereka.
Persiapan Batin
- Niat dan tujuan semata-mata karena Allah SWT, dan bukan untuk mencari kemasyhuran dan gelar.
- Memperbanyak sedekah.
- Meninggalkan rafats (ucapan kotor; tidak berguna), fusûq (maksiat, keluar dari ketaatan kepada Allah SWT), dan jidâl (berbantahan, bertengkar dll).
- Rendah hati, lemah-lembut, mengutamakan kebaikan, budi pekerti yang baik. Tidak menyakiti orang lain, husnu zhan (berbaik sangka), sabar dan tabah dalam menghadapi perbuatan yang tidak menyenangkan dan menyakitkan.
- Ikhlas dalam segala ucapan dan perbuatan. Tidak memperhitungkan segala apa yang telah dikeluarkan untuk menyempurnakan ibadah haji maupun umrah.
- Ikhlas dan sabar dalam menghadapi musibah atau kerugian yang menimpa fisik dan harta. Sebab segala musibah dan kerugian yang diterima secara ikhlas, termasuk kebaikan berpahala di sisi Allah SWT.
Menjelang Berangkat
- Salat sunat Safar (bepergian) dua rakaat dengan membaca Fatihah dan al-Kafirun di rakaat pertama dan Fatihah dan al-Ikhlas di rakaat kedua. Boleh membaca Ayat Kursi atau Surat al-Quraisy dan satu kali sebelum keluar rumah atau doa lainnya yang dihafal dan disukai.
- Berdoa bagi keluarga maupun teman yang ditinggalkan.
- Ketika naik kendaraan atau pesawat terbang bacalah doa.
Bismillahirrahmanirrahim
Setelah duduk membaca lagi:
Alhamdulillahirabbil’alamin
Diteruskan dengan membaca:
Subhânaladzî sakhara lanâ hâdzâ wa
mâ kunnâ lahû muqrinîn wa innâ ilâ robbinâ lamunqolibûn
“Segala puji bagi Allah yang telah
memudahkan kami (padahal) kami tidak sanggup mengendalikannya. sesungguhnya
kami akan kembali kepada Allah.”
(QS. Al-Zukhruf: 14)
Diteruskan dengan membaca:
Allahu Akbar 3 x
Atau membaca:
Subhânaka innî dzolamtu nafsî
faghfir lî innahû lâ yaghfiru dzunûb illâ anta
“Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku
menganiaya diriku sendiri (maka) ampuni aku karena tidak ada (yang) bisa
mengampuni kecuali Engkau.” (HR.
Abu Daud, Tirmidzi, Nasaî dengan sanad sahih)
- Selalu dalam keadaan berwudlu dan shalat berjamaah.
- Banyaklah berbuat kebaikan dalam perjalanan selain sabar dan tawakal kepada Allah SWT.
- Berdoalah di setiap kesempatan dalam perjalanan karena doa orang yang sedang bepergian mustajab sebagaimana disebutkan dalam hadist:
“Tiga doa yang mustajab dan tidak
diragukan: doa orang yang dizhalimi, doa orang yang sedang bepergian, dan doa
orang tua kepada anaknya.” (HR.
Tirmidzi)
2. Tata Cara Umrah
Melaksanakan Sunat-Sunat Ihram
- Sebelum ihram rapikan kuku, rambut, jenggot, kumis, bulu ketiak dan bulu lainnya. Kemudian mandi (membasahi badan dari kepala sampai kaki), menyela-nyela jari tangan dan kaki, kemudian berwudhu.
- Selanjutnya mengenakan pakaian ihram. Bagi pria yang satu disebut Rida (kain bagian atas) dan Izzar (kain bagian bawah).
- Pakaian ihram untuk wanita sama halnya dengan pakaian ketika shalat. Yaitu jilbab yang harus menutupi seluruh rambut (rambut tidak boleh terlihat). Baju harus menutupi dada. Tidak boleh memakai pakaian tipis hingga terlihat rambut atau kulit, selain telapak muka dan telapak tangan. Kaki memakai kaos kaki/stoking.
- Sebelum niat boleh memakai wewangian, body lotion, parfum dan lainnya. Namun tidak boleh dilakukan sesudah niat.
- Bila shalat wajib didirikan, kerjakan shalat sunat ihram setelahnya, atau boleh menjadikan shalat wajib itu penganti salat sunat ihram.
Perhatian
- Shalat sunnat ini tidak diniatkan untuk ihram, tapi berniat mengerjakan shalat sunnat yang disebabkan satu sebab. Misalnya shalat dhuha, shalat hajat, tahiyatul masjid dll.
- Yang berangkat dari Madinah sebaiknya mengerjakan semua sunah ihram di hotel.
- Setelah berpakaian ihram, shalat sunat dan niat dilakukan di Miqat Bir Ali.
2. Ihram Umrah
Ihram umrah adalah niat untuk
melaksanakan umrah kemudian diikuti dengan Talbiyah. Ihram umrah ini merupakan
tanda telah masuknya rangkaian ibadah umrah dengan diharamkannya melakukan
segala sesuatu selama melaksanakan umrah sebagaimana takbiratul ihram dalam
shalat.
Niat untuk umrah antara lain:
Labbaika Allâhuma Umratan
“Aku taati panggilan-Mu untuk
melakukan umrah”
Setelah niat tidak boleh melanggar
larangan ihram. Tidak boleh berkata buruk, mengunjing, bertengkar, berdebat
yang tidak bermanfaat dan larangan lainnya untuk menjaga kesempurnaan umrah.
Banyaklah membaca talbiyah:
Labaîk allâhumma labaîk, labaîk lâ
syarîka laka labaîk, innal hamda wan ni’mata laka wal mulku, lâ syarîka laka
“Aku penuhi seruan-Mu Ya Allah, aku
penuhi seruan-Mu tidak ada sekutu bagi-Mu. Sesungguhnya segala puji, nikmat dan
seluruh kerajaan milik-Mu dan tidak ada sekutu bagi-Mu.”
Setelah berulang kali membaca
talbiyah diselingi shalawat:
Wa shallallahu ala muhammadin wa ala
alihi wa shahbihi wa sallam
“Semoga shalawat dan salam tetap
tercurahkan atas junjungan nabi kita Muhammad beserta keluarga dan para
pengikutnya.”
Kemudian bacalah doa yang disukai,
misalnya doa:
Allâhumma inna nas-aluka ridhâka wal
jannah wa naûdzubika min sakhatika wannâr.
“Ya Allah kami meminta ridha-Mu
dan surgaMu. Kami berlindung dari kemarahan dan api neraka.”
3. Masuk ke Masjidil Haram
Ketika masuk masjid dahulukan kaki
kanan dengan membaca:
Allahumma antas salam wa minkas salam
fa hayyina rabbana bis salam, Allahumaghfir li waftahlî abwâba rohmatika
“Ya Allah, Engkau adalah Dzat yang
Memiliki kedamaian, semua kedamaian (bermuara) dari-Mu, hidupkanlah kami dengan
penuh kedamaian, ampunilah dosaku dan bukakan pintu-pintu untuk meraih
Rahmat-Mu.”
Kemudian berjalan dengan tenang dan
khusuk sambil membaca talbiyah.
Ketika melihat Ka’bah berdoa sambil
mengangkat kedua tangan:
Allahumma zid hâdzal baita
tasyrîfan, wa takriman, wa ta’dzîman wa mahabatan wa zid man
syarrafahu mimman hajjahu wa’tamarahu tasyrîfan, wa ta’dzîman wa takrîman
wa birran
“Ya Allah tambahkanlah kepada
Baitullah (Ka’bah) ini kemuliaan, keluhuran, kehebatan dan kewibawaan.
Dan tambahkanlah pula kepada orang yang mengunjunginya, baik haji meupun
berumrah, kemuliaan, keluhuran, kehebatan dan kebajikan.” (HR. Syafi’i dan lainnya)
Setelah itu berdoalah menurut
keinginan anda.
4. Memulai Tawaf
Ketika hendak tawaf benarkan letak
baju ihram menjadi Idhthiba. Yaitu ujung baju ihram bagian kanan
disimpan di pundak sebelah kiri.
Mulailah tawaf dengan berlari-lari
kecil (raml) di tiga putaran pertama sambil idhthiba. Dan bacalah doa
ini setiap kali Isyarah (melambaikan tangan ke arah Hajar Aswad) .
BISMILLAAHI ALLOOHU AKBAR
“Dengan menyebut nama Allah,
Allah Yang Maha Besar”.
Doa di saat Thawaf antara Hajar
Aswad dan Rukun Yamani :
Subhanallah walhamdulillahi wa la
ilaha illallahu, wallahu akbar, wa la haula wa la quwwata illa billahil’aliyyil
azhim
“Maha Suci Allah, segala puji hanya
kepunyaan Allah, tidak ada Tuhan yang berhak di sembah kecuali Allah, tiada
daya upaya dan kekuatan kecuali dengan seizin Allah.”
Allahumma imanan bika wa tashdiqan
bi kitabika wa wa faan bi ahdika wattibaan li sunnati nabiyyika muhammadin
shallallahu alaihi wa sallam
“Ya Allah, (kami melakukan
thawaf ini) karena mengimani-Mu, membenarkan kitab-Mu, menepati (janji kami)
kepada janji-Mu dan mengikuti sunnah nabi-Mu, Muhammad SAW”
Allahumma inna hadzal harama
haramuka, wal balada baladuka, wal amna amnuka, wal ‘abda abduka, ji’naka min
biladin ba’idatin bi dzunubin katsiratin, fagfirlana dzunubana wa kaffir anna
sayyiatina wa tawaffana ma’al abrar
“Ya Allah, sesungguhnya Tanah
Suci ini adalah Tanah Suci-Mu, negeri (Mekkah ini) adalah negeri-Mu, kemananan
( negeri ini) adalah keamanan-Mu, hamba ini adalah Hamba-Mu kami datang dari
negeri yang jauh dengan berlumuran dosa, maka ampunilah dosa-dosa kami dan
hapuskanlah kesalahan-kesalahan kami bersama orang-orang yang baik. ”
Bisa juga saat mulai tawaf pertama
diawali dengan doa melihat Ka’bah seperti diatas dan doa agar haji/umrah mabrur
dibawah ini atau yang lainnya,
Allahummaj’alhu hajjan/umratan
mabrur, wa sa’yan masykuran, wa dzanban maghfuran, amalan shalihan maqbulan, wa
tijaratan lan tanbura
“Ya Allah, jadikanlah
(Haji/Umrah Ini) umrah yang mabrur, sai yang dihargai, dosa yang diampuni,
amalan shalih yang diterima dan perniagaan yang tidak akan merugi. ”
Perhatian
- Raml (berlari-lari kecil) di 3 putaran pertama tawaf hanya disunahkan ketika tawaf umrah. Bila tidak mampu maka berusaha semampunya ber-raml. Bila tidak sanggup juga berjalanlah biasa. Raml hanya disunahkan bagi laki-laki.
- Idhtiba disunahkan dalam setiap tawaf sampai putaran ke tiga untuk umrah.
- Tidak ada doa khusus dalam setiap putaran tawaf. Bacalah doa yang dikuasai. Doa dalam Al-Qur’an dan Hadist lebih diutamakan.
5. Rukun Yamani
Sampai di Rukun Yamani cukup baca “Allahu
Akbar” lalu antara Rukun Yamani dengan Hajar Aswad bacalah doa:
Rabbanâ âtinâ fiddunyâ hasanah wa
fil âkhirati hasanah wa qinâ adzabannâr
“Ya Tuhan kami, berilah kami
kebaikan di dunia dan akhirat, dan selamatkan kami dari api neraka.”
6. Shalat di Maqam Ibrahim
Selesai tawaf kemudian menuju maqam
Ibrahim sambil membaca:
Wattakidzû min maqâmi ibrâhîma
mushollâ
“Dan Jadikanlah sebagian
dari Maqam Ibrahim tempat salat.”
Kemudian shalat sunnat dua raka’at
dibelakang Maqam Ibrahim atau bisa dimana saja. Rakaat pertama membaca Fatihah
dan al-Kafirun, rakaat kedua membaca fatihah dan al-Ikhlas
(atau boleh surat-surat lainnya yang dihapal). Sesudah shalat bacalah/berdoa
ambil yang sejajar dengan multazam(jika memungkinkan) sambil berdoa menurut
keinginan anda.
Perhatian
- Tidak ada doa khusus dalam setiap putaran tawaf kecuali hanya beberapa doa yang telah disebutkan diatas. Anda boleh membaca doa sendiri atau dengan bahasa yang anda kuasai.
- Tidak disunahkan mengusap, mencium atau menempelkan benda untuk mengambil berkah karena hal ini tidak diajarkan Nabi saw.
- Mencium Hajar Aswad adalah sunah sedangkan menghormati sesama Muslim wajib hukumnya, maka jangan mengejar pahala sunah namun berakibat dosa.
- Jangan paksakan mencium Hajar Aswad bila keadaan penuh sesak. Bila keadaan penuh sesak dan tidak memungkinkan raml, berjalan biasa atau tetap raml semampunya.
- Jangan paksakan shalat yang berhadapan langsung dengan maqam Ibrahim bila penuh sesak, carilah tempat kosong. Kemudian Istilam (bila memungkinkan) ke arah Hajar Aswad sambil berdoa di Multazam (bila memungkinkan) atau cukup berdoa di tempat anda berada.
- Maqam Ibrahim bukanlah kuburan Nabi Ibrahim, maka hindari mengusap, mencium untuk mengharap berkah. Ingat! Jangan rusak ibadah anda dengan perbuatan yang tidak ada tuntunannya.
7. Minum Air Zam-zam
Sebelum Sai disunahkan minum air
Zam-Zam. Berdoa :
Allahumma inni as’aluka ‘ilman
nafi’an wa rizqan wasi’an wa syifaan min kulli dain wa saqamin
“Ya Allah sesungguhnya kami
memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang berlimpah ruah dan
penyembuhan dari segala penyakit dan kesakitan.”
8. Sai
Setelah sampai atau ketika mendekat
ke bukit shafa bacalah:
Innash-shofâ wal marwata min
sya’â-irillâhi, abda-u bimâ bada Allâh bihi
“Sesungguhanya Shafa dan Marwah
sebagian dari syiar Allah. Aku mulai dengan apa yang dimulai Allah.”
Ketika sampai di Shafa menghadap
Kabah dengan mengangkat kedua tangan sambil membaca:
Allahu Akbar 3 x
Lâ ilâha illallahu wahdahu lâ
syarîka lahu, lahul mulku walahul hamdu wa huwa ‘alâ kulli syai-in
qadîir, Lâ ilâhi illallahu wahdahu, shadaqa wa’dahu, wa nasharo ‘abdahu, wa
a’azza jundahu, wa hazamal ahzaba wahdah
Allah Maha Besar 3x
“Tidak ada Tuhan yang berhak
disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, milik-Nya semua
kekuasaan dan pujian dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Tidak ada
Tuhan yang berhak disembah selain Allah semata, yang telah membenarkan
janji-Nya, membela hamba-Nya, menguatkan bala tentara-Nya dan mengalahkan
musuh-musuh-Nya dengan sendirian.”
Lalu turun sambil berdzikir dan
berdo’a sampai lampu hijau, bagi laki-laki ketika berada diantara dua lampu
hijau di sunnahkan berlari-lari kecil (raml) sambil membaca:
Allahummaghfir warham wa’fu wa
takarram wa tajawaj ‘amma ta’lam innaka ta’lamu ma la na’ lam, innaka
antallah al a’azzu wal akram
“Ya Allah, ampuni (dosaku).
kasihanilah (daku), muliakanlah (diriku) dan maafkanlah segala apa yang kami
tidak mengetahui, memang Engkau adalah mengetahui apa yang kami tidak ketahui.
Sesungguhnya Engkau adalah Dzat Yang Maha Perkasa lagi Maha Mulia”
Selesai Raml atau setelah
sampai di lampu hijau berikutnya berjalan biasa lagi hingga di Marwah sambil
berdzikir dan berdoa. Ketika naik atau mendekati bukit Marwah membaca :
Innash shafa wal marwata min
sya’airillah fa man hajjal baita awi’tamara fa la junaha alaihi ayyathawwafa
bihima, wa man tathawwa’a khairan fainnallaha syakirun ‘alim.
“Sesungguhnya bukit Shafa dan Marwa
termasuk syiar-syiar )agama) Allah. Barangsiapa yang menunaikan haji atau
umrah, maka ia boleh melaksanakan sai antara keduanya. Dan, barangsiapa yang
mau melaksanakan amalam-amalan sunat sesuka hati, maka sesungguhnya Allah Dzat
Pemberi Penghargaan dan Yang Maha Mengetahui.”
Setelah sampai di atas bukit Marwah
menghadap kiblat sambil bertakbir dan berdoa seperti di permulaan Sai (di atas
bukit Shafa). Kemudian mulai berjalan kearah Shafa dan be-raml ketika melewati
dua lampu hijau.
Sai dilakukan tujuh putaran, antara
Shafa dan Marwah dihitung satu putaran dan begitu pula sebaliknya dan sai akan
berakhir di Marwah.
9. Tahallul
Selesai Sai kemudian Tahallul dengan
menggunting atau mencukur rambut sedangkan bagi wanita hanya mengunting
beberapa helai rambut sepanjang ruas jari saja. Ketika mencukur rambut mulailah
mencukurnya pada bagian sebelah kanan kepala dan berdoa:
Allâhummaghfir lil muhalliqîna wa
lil muqoshirîn
“Ya Allah, ampunilah orang yang
bercukur dan yang bergunting.”
Mengunting atau memotong rambut
boleh dilakukan oleh siapa saja, anak kecil ke orang tua atau sebaliknya, istri
kepada suaminya atau sebaliknya. Hendaknya wanita dipotong oleh muhrimnya. Anda
menjadi halal kembali dan selesailah umrah anda.
Tawaf Wada’ Bagi Yang Berumrah
Bagi yang berumrah selain di bulan
haji, ketika akan meninggalkan kota Mekkah disunahkan melakukan Thawaf Wada.
Caranya seperti melakukan Thawaf Sunnah serta pakaian bebas.
Sunnahnya diakhiri dengan shalat
sunnat thawaf 2 rakaat setelah 7 kali thawaf. Bagi wanita yang
berhalangan (haid, nifas dll) tidak disarankan thawaf wada’ dan cukup berdoa di
pintu Masjidil-Haram.
Bila Allah SWT telah memanggil Anda, membuka hati Anda, maka
bersegeralah ke Tanah Suci, Insya Allah Perjalanan Ibadah Anda Bersama “SHAFA Tours”
Lebih Menentramkan Hati.
Untuk Informasi dan Pendaftaran silahkan kunjungi kantor kami : “SHAFA Tours” Kalimantan Timur, Jl. Letjend S. Parman No. 15A RT.35 (Gunung Guntur/Depan SD Negeri 025/Dekat Kantor Kelurahan Gunungsari Ulu/Masjid Al Muhajirin) Balikpapan. Telp/Fax (0542) 8018396, 7098453, 7190333 atau Hotline : 081 227 999 773, 0812 5409 4914, 0878 1221 5785, 0813 4646 3439, Pin BB 2BD7B202, WhatsApp : 0856 500 5077, YM : shafa.kaltim. Website : www.shafatours.com atau kunjungi perwakilan kami didaerah.