Hari Kamis tanggal 9 Muharram 1437 H dan Jum'at tanggal 10 Muharram 1437 H adalah hari-hari yang dianjurkan untuk berpuasa sunnah.
Hari Kamis disunahkan berpuasa
sebagai bagian dari puasa sunnah Senin dan Kamis yang juga masuk tanggal 9
Muharram, adalah hari disunahkan puasa Tasu’a. Sedangkan hari Jum'at, 10
Muharram, adalah hari disunahkan puasa ‘Asyura.
Sejarah
puasa ‘Asyura
Hari ‘Asyura atau 10 Muharram adalah
hari yang agung, pada hari tersebut Allah menyelamatkan nabi Musa dan Harun
‘alaihimas salam dan Bani Israil dari pengejaran Fir’aun dan bala tentaranya di
Laut Merah. Untuk mensyukuri nikmat yang agung tersebut, kaum Yahudi
diperintahkan untuk melaksanakan shaum ‘Asyura.
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ الله
عَنْهُمَا، قَالَ: قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ المَدِينَةَ
فَرَأَى اليَهُودَ تَصُومُ يَوْمَ عَاشُورَاءَ، فَقَالَ: «مَا هَذَا؟»، قَالُوا:
هَذَا يَوْمٌ صَالِحٌ هَذَا يَوْمٌ نَجَّى الله بَنِي إِسْرَائِيلَ مِنْ
عَدُوِّهِمْ، فَصَامَهُ مُوسَى، قَالَ: «فَأَنَا أَحَقُّ بِمُوسَى مِنْكُمْ»،
فَصَامَهُ، وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu
‘anhuma berkata: “Nabi shallallalhu ‘alaihi wa salam tiba di Madinah,
maka beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa hari ‘Asyura. Beliau bertanya
kepada mereka: “Ada apa ini?”
Mereka menjawab, “Ini adalah hari
yang baik. Pada hari ini Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuh mereka.
Maka Nabi Musa berpuasa pada hari ini.”
Nabi shallallalhu ‘alaihi wa salam
bersabda, “Saya lebih layak dengan nabi Musa dibandingkan kalian.” Maka beliau
berpuasa ‘Asyura dan memerintahkan para shahabat untuk berpuasa ‘Asura.”(HR.
Bukhari no. 2204 dan Muslim no. 1130)
Kaum musyrik Quraisy sendiri juga
telah melaksanakan shaum ‘Asyura pada zaman jahiliyah. Mereka menganggap hari
tersebut adalah hari yang agung sehingga mereka melakukan penggantian kain
Ka’bah (kiswah) pada hari tersebut. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam
juga telah melakukan puasa ‘Asyura sejak sebelum diangkat menjadi nabi sampai
saat beliau berhijrah ke Madinah. Hal ini mengindikasikan, wallahu a’lam, puasa
‘Asyura diwarisi oleh kaum Quraisy dari ajaran nabi Ibrahim dan Ismail ‘alaihimas
salam.
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ الله عَنْهَا
قَالَتْ: كَانُوا يَصُومُونَ عَاشُورَاءَ قَبْلَ أَنْ يُفْرَضَ رَمَضَانُ، وَكَانَ
يَوْمًا تُسْتَرُ فِيهِ الكَعْبَةُ، فَلَمَّا فَرَضَ الله رَمَضَانَ، قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ شَاءَ أَنْ يَصُومَهُ
فَلْيَصُمْهُ، وَمَنْ شَاءَ أَنْ يَتْرُكَهُ فَلْيَتْرُكْهُ»
Dari Aisyah radiyallahu ‘anha
berkata: “Mereka biasa melakukan puasa pada hari ‘Asyura (10 Muharram) sebelum
diwajibkannya puasa Ramadhan. Pada hari tersebut Ka’bah diberi kain penutup
(kiswah). Ketika Allah mewajibkan puasa Ramadhan, maka Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa salam bersabda: “Baarangsiapa ingin berpuasa ‘Asyura, silahkan ia
berpuasa. Dan barangsiapa ingin tidak berpuasa ‘Asyura, silahkan ia tidak
berpuasa.” (HR. Bukhari no. 1592)
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ الله عَنْهَا،
قَالَتْ: «كَانَ يَوْمُ عَاشُورَاءَ تَصُومُهُ قُرَيْشٌ فِي الجَاهِلِيَّةِ،
وَكَانَ رَسُولُ الله صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُهُ،
فَلَمَّا قَدِمَ المَدِينَةَ صَامَهُ، وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ، فَلَمَّا فُرِضَ
رَمَضَانُ تَرَكَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ، فَمَنْ شَاءَ صَامَهُ، وَمَنْ شَاءَ
تَرَكَهُ»
Dari Aisyah radiyallahu ‘anha
berkata: “Kaum musyrik Quraisy mengerjakan puasa pada hari ‘Asyura (10
Muharram) sejak zaman jahiliyah. Demikian pula Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa salam mengerjakan puasa ‘Asyura. Ketika beliau tiba di Madinah, maka beliau
berpuasa ‘Asyura dan memerintahkan para sahabat untuk berpuasa. Kemudian ketika
puasa Ramadhan diwajibkan, beliau meninggalkan puasa hari ‘Asyura. Maka
barangsiapa ingin, ia boleh berpuasa ‘Asyura. Dan barangsiapa ingin, ia boleh
tidak berpuasa.” (HR. Bukhari no. 2002 dan Muslim no. 1125, dengan lafal
Bukhari)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
salam pada waktu di Madinah mewajibkan umat Islam untuk melaksanakan shaum
‘Asyura.
عَنْ سَلَمَةَ بْنِ الأَكْوَعِ رَضِيَ
الله عَنْهُ، قَالَ: أَمَرَ النَّبِيُّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
رَجُلًا مِنْ أَسْلَمَ: ” أَنْ أَذِّنْ فِي النَّاسِ: أَنَّ مَنْ كَانَ أَكَلَ
فَلْيَصُمْ بَقِيَّةَ يَوْمِهِ، وَمَنْ لَمْ يَكُنْ أَكَلَ فَلْيَصُمْ، فَإِنَّ
اليَوْمَ يَوْمُ عَاشُورَاءَ “
Dari Salamah bin Al-Akwa’ radhiyallahu
‘anhuma berkata: “Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam memerintahkan
seseorang dari suku Aslam: “Umumkanlah kepada masyarakat bahwa barangsiapa tadi
pagi telah makan, maka hendaklah ia berpuasa pada sisa harinya. Dan barangsiapa
belum makan tadi pagi, maka hendaklah ia berpuasa. Karena hari ini adalah hari
Asyura’.” (HR. Bukhari no. 2007 dan Muslim no. 1824)
عَنِ الرُّبَيِّعِ بِنْتِ مُعَوِّذٍ،
قَالَتْ: أَرْسَلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ غَدَاةَ عَاشُورَاءَ
إِلَى قُرَى الأَنْصَارِ: «مَنْ أَصْبَحَ مُفْطِرًا، فَلْيُتِمَّ بَقِيَّةَ
يَوْمِهِ وَمَنْ أَصْبَحَ صَائِمًا، فَليَصُمْ»، قَالَتْ: فَكُنَّا نَصُومُهُ
بَعْدُ، وَنُصَوِّمُ صِبْيَانَنَا، وَنَجْعَلُ لَهُمُ اللُّعْبَةَ مِنَ العِهْنِ،
فَإِذَا بَكَى أَحَدُهُمْ عَلَى الطَّعَامِ أَعْطَيْنَاهُ ذَاكَ حَتَّى يَكُونَ
عِنْدَ الإِفْطَارِ
Dari Rubayyi’ binti Mu’awwidz
radhiyallahu ‘anha berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam
mengirimkan seorang pemberi pengumuman pada pagi hari ‘Asyura ke
kampung-kampung Anshar, untuk mengumumkan “Barangsiapa siapa tadi pagi telah
makan, hendaklah ia menyempurnakannya sampai akhir hari ini (berpuasa) dan
barangsiapa telah berpuasa sejak tadi pagi, maka hendaklah ia berpuasa.”
Sejak saat itu kami selalu berpuasa
‘Asyura dan kami jadikan anak-anak kecil kami berpuasa ‘Asyura. Kami membuatkan
mainan boneka untuk mereka dari bulu domba. Jika salah seorang di antara mereka
menangis karena lapar, maka kami berikan kepadanya mainana itu, begitulah
sampai datangnya waktu berbuka.” (HR. Bukhari no. 1960 dan Muslim no. 1136)
Dengan turunnya kewajiban puasa
Ramadhan, maka status hukum puasa ‘Asyura berubah dari wajib menjadi “sekedar”
sunah.
Sejarah
puasa Tasu’a
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَبَّاسٍ
رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، قَالَ: حِينَ صَامَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ قَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ
إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى فَقَالَ رَسُولُ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ إِنْ شَاءَ
اللهُ صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ» قَالَ: فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ،
حَتَّى تُوُفِّيَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu
‘anhuma berkata: “Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam melakukan
puasa ‘Asyura dan memerintahkan para sahabat untuk berpuasa ‘Asyura, maka para
sahabat berkata: “Wahai Rasulullah, ia adalah hari yang diagungkan oleh kaum
Yahudi dan Nasrani.”
Maka beliau bersabda, “Jika begitu,
pada tahun mendatang kita juga akan berpuasa pada hari kesembilan, insya
Allah.”
Ternyata tahun berikutnya belum
datang, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam telah wafat.” (HR.
Muslim no. 1134)
Keutamaan
puasa Tasu’a dan ‘Asyura
- Wujud syukur kepada Allah yang telah menyelamatkan hamba-hamba-Nya yang beriman dari kejahatan orang-orang kafir, yaitu selamatnya Nabi Musa dan Harun ‘alaihimas salam bersama Bani Israil dari kejahatan Fir’aun dan bala tentaranya. Hadits yang menyebutkan hal ini telah disebutkan di atas.
- Meneladani nabi Musa, Harun dan Muhammad ‘alaihimus shalatu was salam, yang berpuasa pada hari ‘Asyura. Hadits yang menyebutkan hal ini telah disebutkan di atas.
- Meneladani para sahabat radhiyallahu ‘anhum yang melakukan puasa ‘Asyura, bahkan melatih anak-anak mereka untuk melakukan puasa ‘Asyura. Hadits yang menyebutkan hal ini telah disebutkan di atas.
- Menghapuskan dosa-dosa kecil selama setahun sebelumnya, selama kesyirikan dan dosa-dosa besar dijauhi.
Dari Abu Qatadah Al-Anshari radhiyallahu
‘anhu bahwasanya:
وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ
عَاشُورَاءَ؟ فَقَالَ: «يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ»
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa salam ditanya tentang puasa hari ‘Asyura, maka beliau bersabda: “Ia
dapat menghapuskan dosa-dosa kecil setahun yang lalu.”(HR. Muslim no. 1162)
Tingkatan
puasa Tasu’a dan ‘Asyura
Para ulama menjelaskan ada tiga
tingkatan terkait puasa Tasu’a dan ‘Asyura:
- Puasa satu hari saja yaitu pada hari ‘Asyura. Hadits-haditsnya telah disebutkan di atas.
- Puasa dua hari, yaitu hari Tasu’a dan hari ‘Asyura. Hadits-haditsnya telah disebutkan di atas.
- Puasa tiga hari, yaitu sehari sebelum ‘Asyura (yaitu hari Tasu’a), hari ‘Asyura dan sehari setelahnya (tanggal 11 Muharram). Pendapat disunahkan puasa sehari setelah ‘Asyura ini didasarkan kepada sebuah riwayat dari Ibnu Abbas. Hanya saja ia bukan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam, melainkan perkataan Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu dan sanadnya lemah.
Meski demikian ia bisa dibolehkan
berdasarkan keumuman hadits-hadits yang menganjurkan puasa tiga hari setiap
bulan. Misalnya hadits,
قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ: أَوْصَانِي
خَلِيلِي بِثَلَاثٍ: ” صَوْمِ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ، وَصَلَاةِ
الضُّحَى، وَلَا أَنَامُ إِلَّا عَلَى وِتْرٍ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu berkata; “Kekasihkau (Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam)
berwasiat kepadaku dengan tiga hal; puasa tiga hari setiap bulan, shalat dhuha
dan tidak tidur kecuali setelah melakukan shalat witir.” (HR. Abu Daud no.
1432, Ahmad no. 7512, Abu Ya’la no. 2619, Abdur Razzaq no. 2849 dan Ibnu
Khuzaimah no. 1222, hadits shahih)
Wallahu a’lam bish-shawab
dari berbagai sumber
Bila Allah SWT telah memanggil Anda, membuka hati Anda, maka
bersegeralah ke Tanah Suci, Insya Allah Perjalanan Ibadah Anda Bersama “SHAFA Tours”
Lebih Menentramkan Hati.
Untuk Informasi dan Pendaftaran silahkan kunjungi
kantor kami : “SHAFA Tours”
Kalimantan Timur, Jl. Letjend S. Parman No. 15A RT.35 (Gunung Guntur/Depan SD
Negeri 025/Dekat Kantor Kelurahan Gunungsari Ulu/Masjid Al Muhajirin)
Balikpapan. Telp/Fax (0542) 7581040 atau Hotline
: 081 227 999 773, 0812 5409 4914, 0811 5441 679, 0813 4646 3439, Pin BB
2BD7B202, WhatsApp : 0856 500 5077, YM : shafa.kaltim. Website : www.shafatours.com
atau kunjungi perwakilan kami didaerah. Ikuti
Tabungan/Dana Talangan Haji atau Umroh Terencana di BNI Syariah atau BANK Muamalat!
Kantor perwakilan kami didaerah, meliputi :
SAMARINDA : Jl. Rotan Sempurut No.18 Komp. Perum.
Juanda 8 RT 14, Telp. (0541) 200945, 7000139, HP. 0821 3127 2727, 0852
4852 2350 / Ustadz Ahmad Rusydi : 0821 3935 3677, Pin BB 7CFD6360
BONTANG : H. Suma Jarmaji (PKT), Jl. Gn. Wilis 12 Perum BSD Komp. Pupuk Kaltim Telp. 0548-27011, 0812 5857 469, 0819 5390 5969, Pin BB 74565F58
PENAJAM PASER UTARA Jl. Provinsi Km 1 RT 4 No. 20 HP. 0852 4726 6708, 0815 2044 1959.
BABULU : Babulu Darat RT 012 Kec. Babulu, HP. 0813 4725 2977
TANAH GROGOT, Ustadz Miswan Thahadi, Jl. Senaken Alam Permai 58, HP 0813 4628 1131, 0812 5471 918
SANGATTA : Ustadz H. Imam Nurfakeh (KPC), Masjid Daarussalaam Swarga Bara Kutim/KBIH Bina Umat Hp. 0813 5076 5572, 0812 547 2947
BERAU : Jl. Al-Bina Pembangunan Kelurahan Gunung Panjang Kecamatan Tanjung Redep Kabupaten Berau. Contact Person KH Najmuddin Lc. HP : 0812 5562 6646 / Muhammad fadeli S.Pd. I. HP : 0811 5832 078 / Ibu Choirotus Siami : 0813 3060 0440, Pin BB 79DB885C
BONTANG : H. Suma Jarmaji (PKT), Jl. Gn. Wilis 12 Perum BSD Komp. Pupuk Kaltim Telp. 0548-27011, 0812 5857 469, 0819 5390 5969, Pin BB 74565F58
PENAJAM PASER UTARA Jl. Provinsi Km 1 RT 4 No. 20 HP. 0852 4726 6708, 0815 2044 1959.
BABULU : Babulu Darat RT 012 Kec. Babulu, HP. 0813 4725 2977
TANAH GROGOT, Ustadz Miswan Thahadi, Jl. Senaken Alam Permai 58, HP 0813 4628 1131, 0812 5471 918
SANGATTA : Ustadz H. Imam Nurfakeh (KPC), Masjid Daarussalaam Swarga Bara Kutim/KBIH Bina Umat Hp. 0813 5076 5572, 0812 547 2947
BERAU : Jl. Al-Bina Pembangunan Kelurahan Gunung Panjang Kecamatan Tanjung Redep Kabupaten Berau. Contact Person KH Najmuddin Lc. HP : 0812 5562 6646 / Muhammad fadeli S.Pd. I. HP : 0811 5832 078 / Ibu Choirotus Siami : 0813 3060 0440, Pin BB 79DB885C