Khidhr adalah salah seorang hamba Allah yang saleh. Dinamakan
Khidhr berasal dari kata Akhdhar (artinya hijau). Ada yang mengatakan karena
dia memakai selendang atau pakaian hijau. Ada juga yang mengatakan karena
setiap dia duduk di rumput yang kering, maka rumput yang ada diduduki dan di
sekitarnya menjadi hijau. Masyarakat kita barangkali sulit menyebut Khidhr,
maka akhirnya mereka memudahkan penyebutannya; Haidir (Sekedar info: Orang tua
saya dulu pernah bilang, saya diberi nama Haidir agar seperti Nabi
Haidir….katanya…)
Pendapat yang lebih kuat adalah bahwa Khidhr seorang nabi. Karena
dalam kisahnya bersama Nabi Musa, tampak sekali bahwa dia mendapatkan wahyu
dari Allah, yaitu ketika dia memberikan alasan-alasan dari perbuatannya yang
dipertanyakan Nabi Musa, dia mengatakan, "Sebagai rahmat dari Tuhanmu, dan
bukanlah aku melakukannya atas kemauanku sendiri." (QS. Al-Kahfi: 82).
Disamping perintah Allah kepada Nabi Musa untuk berguru kepada Khidhr
menunjukkan bahwa Khidhr adalah seorang Nabi. Karena tidaklah sepantasnya jika
seorang Nabi yang mendapatkan wahyu diperintahkan berguru kepada manusia biasa
yang tidak mendapatkan wahyu.
Kisah Nabi Khidhr hanya sedikit yang disebutkan dalam Al-Quran
tentang perjalanannya bersama Nabi Musa alaihissalam. Yaitu hanya dalam surat
Al-Kahfi dari ayat ke 60 sampai 82. Kisah ini diperjelas dalam hadits shahih,
diriwayatkan oleh Bukhari (3220) dan Muslim (6313). Berawal dari kisah Nabi
Musa yang sedang khutbah di hadapan Bani Israil. Lalu salah seorang dari Bani
Israil bertanya, "Siapakah orang yang paling mengetahui?" Nabi Musa
menjawab, "Saya." Maka Allah menegur Nabi Musa atas perkataannya
tersebut dan memberitahunya bahwa Dia memiliki seorang hamba yang berada di
antara dua perbatasan laut dan lebih mengetahui darinya. Maka Nabi Musa memohon
kepada Allah untuk menemuinya. Lalu Allah perintahkan Nabi Musa untuk
mencarinya dengan membawa seekor ikan di tempatnya. Di mana ikan itu lompat
dari tempatnya, di situlah hamba itu berada. Demikianlah seterusnya Nabi Musa
berangkat bersama muridnya bersama muridnya Yusya bin Nun untuk mencari hamba
Allah yang bernama Khidhr tersebut. Sampai akhirnya bertemu dan kemudian mereka
berdua melakukan 'Perjalanan Ilmu' sebagaimana yang dapat dibaca dalam surat
Al-Kahfi tersebut atau hadits muttafaq alaih. Dapat juga dibaca kisahnya dalam
Kisah Para Nabi, karangan Ibnu Katsir.
Banyak pelajaran yang dapat diambil dari kisah 'bergurunya Nabi
Musa kepada Nabi Khidhr'. Di antaranya:
- Orang
berilmu tidak boleh sombong. Justeru semakin banyak ilmunya, dia harus semakin
rendah hati. Ilmu ibarat air yang mencari dataran rendah, dan tidak akan
mengalir di dataran tinggi.
- Seharusnya
ada upaya untuk mendatangi ilmu. Al-Ilmu yu'taa walaa ya'tii (ilmu itu
didatangi bukan mendatangi) begitu jawaban salah seorang ulama ketika seorang
raja memanggilnya ke istana untuk mengajarkan anak-anaknya. Maka dalam sejarah
hidup para ulama akan kita dapatkan bagaimana mereka berpindah-pindah dari satu
guru ke guru lainnya, dari satu kota ke kota lainnya. Dikenal dengan
istilah rihlah fi thalabil ilmi..
- Adab
terhadap guru hendaknya sangat diperhatikan. Perhatikan bagaimana santunnya
ucapan Nabi Musa as yang seorang Nabi, ketika hendak berguru kepada Nabi
Khidhr, "Hal attabi'uka alaa an tu'allamini mimma ullimta
rusyda?" (Bolehkan aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu
yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?"
- Kesabaran merupakan
salah satu modal besar menuntut ilmu, sebaliknya ilmu menjadi faktor utama
melahirkan sifat sabar. Betapa banyak orang yang gagal meraih suatu ilmu karena
tidak sabar, dan betapa banyak orang yang tidak sabar karena kurang ilmu.
Raihlah kedua-duanya sama sedikit demi sedikit tanpa merasa bosan.
- Menuntut
ilmu harus punya mental 'ngotot' dengan tetap menjaga adab. Nabi Musa as, tidak
langsung mengundurkan diri ketika Nabi Khidr menyatakan bahwa dia tidak dapat
mengikutinya. Tapi dia tetap 'ngotot' minta diberikan kesempatan. Betapa banyak
tantangan dan halangan seseorang menuntut ilmu. Kalau tidak ada mental 'ngotot'
sangat mudah dia mundur dari langkah untuk menuntut ilmu.
- Dalam hal
bertanya, sebaiknya menunggu sampai penjelasan seorang guru tuntas. Dalam kisah
Nabi Musa as bersama nabi Khidhr, bukan merupakan dalil dilarang bertanya.
Karena selain dia sudah berjanji tidak akan bertanya sebelum dijelaskan duduk
perkaranya, juga karena pertanyaan tersebut sebaiknya diajukan ketika
penjelasan sudah selesai.
- Pelajaran
yang diberikan Nabi Khidhr amat erat kaitannya dengan nilai-nilai kehidupan.
Ini menunjukkan bahwa ilmu yang kita cari hendaknya tidak terbatas pada
aspek-aspek teori, tapi juga aspek praktis dalam kehidupan sehari-hari. Yang
kita ambil dari seorang guru hendaknya bukan hanya teori ilmunya, tapi juga
teladannya, pengalamannya, adabnya dsb. Seorang salafushaleh berpesan kepada
anaknya yang hendak menuntut ilmu, "Wahai anakku, datangilah syekh fulan…
ambillah adab (akhlak)nya sebelum engkau mengambil ilmunya." Adab dan
ilmu; dua hal yang tidak boleh hilang dari seorang thalibul ilmi (penuntut
ilmu)….. wallahua'lam.
Aqulu Qouli hadza Was tag firu Allohu Lii Walakum .
Subhanakallohuma wabi hamdika , Ashadu alla ha illa anta, astagfiruka wa ‘atubu ilaik. Wassalamu’
alaikum warrohmatullohi wabarokatuh.
Sumber : Ustadz Abdullah Haidir,Lc
Bila Allah SWT telah memanggil Anda, membuka hati Anda, maka
bersegeralah ke Tanah Suci, Insya Allah Perjalanan Ibadah Anda Bersama “SHAFA Tours”
Lebih Menentramkan Hati.
Untuk Informasi dan Pendaftaran silahkan kunjungi kantor kami : “SHAFA Tours” Kalimantan Timur, Jl. Letjend S. Parman No. 15A RT.35 (Gunung Guntur/Depan SD Negeri 025/Dekat Kantor Kelurahan Gunungsari Ulu/Masjid Al Muhajirin) Balikpapan. Telp/Fax (0542) 8018396, 7098453, 7190333 atau Hotline : 081 227 999 773, 0812 5409 4914, 0878 1221 5785, 0813 4646 3439, Pin BB 28549ECE, WhatsApp : 0856 500 5077, YM : shafa.kaltim. Website : www.shafatours.com atau kunjungi perwakilan kami didaerah.
Untuk Informasi dan Pendaftaran silahkan kunjungi kantor kami : “SHAFA Tours” Kalimantan Timur, Jl. Letjend S. Parman No. 15A RT.35 (Gunung Guntur/Depan SD Negeri 025/Dekat Kantor Kelurahan Gunungsari Ulu/Masjid Al Muhajirin) Balikpapan. Telp/Fax (0542) 8018396, 7098453, 7190333 atau Hotline : 081 227 999 773, 0812 5409 4914, 0878 1221 5785, 0813 4646 3439, Pin BB 28549ECE, WhatsApp : 0856 500 5077, YM : shafa.kaltim. Website : www.shafatours.com atau kunjungi perwakilan kami didaerah.